HyeSoosSong

Mimpi Indonesia punya kereta cepat

Posted by : dnanshmr
20 Juni 2012


HyeSoosSong Setiap kali pulang kampung, Taopik (27), paling tidak harus duduk selama hampir 12 jam untuk sampai di Jombang, Jawa Timur. Dengan naik kereta Gaya Baru Malam atau Kertajaya, dari stasiun Senen, dia harus merogoh uang Rp 43.000 harga normal atau kala habis di loket, terpaksa harus beli pada calo dengan harga Rp 120 ribu.
Kereta Api menjadi pilihan laki laki yang saat ini tinggal di Cawang, walaupun jarak tempuh lumayan membuat pegal tubuh karena harus berhenti di setiap stasiun dan goncangan yang terasa saat menggunakan jasa transportasi ini. "Ya kesal juga, tapi ini lebih cepat dibandingkan bus, atau pesawat yang harganya mahal, " ujarnya pada merdeka.com, Selasa (19/6).

Saat Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Jepang, dan naik kereta cepat (Shinkasen) Jepang dari Nagoya ke Tokyo, dia mengungkapkan jika investor dari Jepang dan Korea Selatan telah membidik pembangunan kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya. "Tapi tentunya Indonesia harus cari yang terbaik," kata Kalla pada medio Februari 2008 seperti dikutip dari kapanlagi.com.

Lama usulan ini tenggelam, tiba tiba secara mengejutkan pemerintah menyatakan bertekad mewujudkan mimpi memiliki kereta api super cepat. Paling tidak, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ingin segera merampungkan studi kelayakan proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung. Targetnya, studi kelayakannya bisa dirampungkan September atau Oktober tahun ini.
Proyek tersebut merupakan hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Dengan pembiayaan untuk studi kelayakan dari pihak Jepang. Paling rencananya akan ada pengembangan dalam 3 tahap, yakni tahap 2 dari Bandung ke Cirebon dan tahap 3 dari Cirebon ke Surabaya.

Studi kelayakan akan dilakukan secara tiga tahap. Tahap pertama adalah untuk rute Bandung sampai Jakarta, tahap kedua Bandung- Cirebon dan tahap ketiga Jakarta Surabaya. Pemerintah mengklaim untuk penyelesaian kelayakan studi tahap 3 ada beberapa investor yang menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama.

Proyek akan menggunakan skema public private partnership (PPP) dengan sebagian pendanaan berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Terus terang saja tahap 3 ini oleh Kementerian Perhubungan belum ditetapkan siapa yang mau membiayai itu karena peminatnya cukup banyak. Ada Spanyol, Jepang, China, sama bank dunia," ujar Deputi bidang sarana dan prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Dedi Priatna.

Source : merdeka

0 komentar:

Copyright © 2012 HyeSoosSong | Another Theme | Designed by Johanes DJ