HyeSoosSong

25 Juni 2012



HyeSoosSong Aktivitas Jakarta yang 24 jam tidak terhenti dengan populasi siang hari sebesar 15 juta tidak dinyana didukung oleh peralatan listrik yang sudah tua.  

Pembangkit Listrik milik PLN yang sudah tua menyebabkan banyaknya terjadi "byar pet" sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Apalagi setelah terjadi ledakan di Gardu Induk Ujung Berung, Bandung meledak. 

Direktur Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan transmisi PLN memang sudah tua yang dibangun pada tahun 1980an. Tetapi, saat ini banyak pembangkit yang sudah diperbaiki. "Sebelum 2008 biaya maintenance kurang, sekarang cukup, PLN sudah dikasih margin, perawatan itu sdh dilakukan, tapi gak keburu," ujarnya di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Menurut Jarman perawatan pembangkit harus ditingkatkan sehingga mereduksi seringnya pemadaman yang terjadi akhir-akhir ini. "Alat yang mau diganti, keburu rusak duluan. Subsidi listrik cukup, sudah dikasih margin, cukup. Sebelum 2008, PLN rugi, tidak dikasih margin. Sekarang cukup, tapi perlu waktu. Alat-alat kebetulan mau diperbaiki keburu rusak duluan," tegasnya.

Selain gardu induk, jaringan kabel di Jakarta juga telah ditopang oleh kabel yang berusia sekitar 35 tahun. Bahkan, baru dua tahun lalu kabel-kabel tersebut diganti dengan yang lebih baru. Tahun 2010, PLN telah mengganti kabel-kabel tua tersebut dengan yang baru sepanjang 1.000 kilometer.

Jakarta ditopang oleh dua pembangkit milik PLN,  yaitu PLTGU Muara Tawar di Bekasi dan PLTGU Muara Karang di Tanjung Priok. Kedua pembangkit itu harus menopang beban listrik Jakarta dan sekitarnya yaitu sebesar 5.500 MW atau seperempat kapasitas Jawa-Bali. 

Terletak di Tanjung Priok, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) Muara Karang mempunyai kapasitas 1.600 MW yang dibagi menjadi 11 bagian. Namun, sebelum pembangkit tersebut mendapatkan pasokan gas dari terminal terapung di Teluk Jakarta, dia masih mengkonsumsi BBM 4.300 kilo liter per hari atau menghabiskan dana sebesar Rp 34,4 miliar per hari atau Rp 1 triliun per bulan.

Pembangkit yang dibangun sejak tahun 2003 itu, kini telah mendapatkan pasokan gas sehingga bisa menghemat kantor PLN.

Selain Muara Karang, terdapat pembangkit lain yang masih menggunakan BBM, yaitu Muara Tawar di Bekasi yang mempunyai kapasitas 858 MW. Pembangkit tenaga uap tersebut nyatanya masih kekurangan pasokan gas sehingga harus menggunakan BBM. Dalam setahun, pembangkit tersebut harus menggunakan BBM sebesar 100.000 kiloliter atau menghabiskan Rp 800 miliar per tahun.

Cr : rin@merdeka
Via : HyeSoosSong

0 komentar:

Copyright © 2012 HyeSoosSong | Another Theme | Designed by Johanes DJ