HyeSoosSong

16 Desember 2011


Tuti Maryati, penyanyi keroncong Indonesia, Selasa (29/11), menyanyikan sejumlah lagu untuk menghibur warga Qingdao, China. Kegiatan ini dalam rangka Promosi Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Indonesia-China 2011 di Qingdao.

Bengawan Solo, riwayatmu ini

Saat ini, kunjungan wisatawan China ke Indonesia 400.000-500.000 orang setahun.
-- Imron Cotan
sedari dulu jadi
perhatian insani...
Mahakarya legendaris ”Bengawan Solo” ciptaan Gesang pun mengalun merdu dari mulut Tuti Maryati, penyanyi serba bisa Indonesia, di Ballroom Hotel Shangri-La, Qingdao, China, akhir November lalu.

Lantunan suara merdu penyanyi yang dikenal di jalur keroncong itu semakin mencuri hati penonton karena lagu tersebut dinyanyikan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.

Seusai membayangkan kesegaran Bengawan Solo melalui lantunan suara emas Tuti, berikutnya seisi ruangan kembali diajak mendayu lewat lagu ”Es Lilin” (Jawa Barat) dan kemudian berjingkrak dengan lagu” Lisoi” (Batak).

Sebelum sesi nyanyian, tiga penari asal Bandung, Jawa Barat, menarikan tari topeng cirebon dengan gemulai. Dua penari pertama muncul memamerkan paras cantik mereka tanpa topeng sambil berlenggak-lenggok indah. Berikutnya, keduanya mengenakan topeng warna putih yang digambarkan sebagai simbol kebaikan.

Tidak lama setelah itu, muncul penari ketiga. Selanjutnya, mereka bertiga menari dengan gagah sambil mengenakan topeng warna merah. Sesi ini menggambarkan saat manusia terpengaruh kebatilan.

Namun, sesi kebatilan ini tidak lama karena kemudian ketiga penari cantik tersebut melepas topeng dan kembali mempertontonkan paras cantik penuh senyum kepada penonton sembari mengakhiri tarian. Tari topeng mengusung tema kebatilan akan sirna oleh kebaikan.

Belum tuntas menikmati pesona Indonesia yang disuguhkan, warga Qingdao yang kebanyakan pengusaha itu kembali diajak melihat keindahan kain-kain batik Nusantara dengan beragam motif dan warna. Enam model cantik dengan lemah gemulai memamerkan kain karya almarhum Iwan Tirta.
Puncak kemeriahan hadir saat Daeng Udjo, pemilik Saung Angklung Daeng Udjo, Bandung, memainkan komposisi lagu ”If We Hold on Together” yang dipopulerkan Diana Ross dengan orkestra angklungnya. Suara mendayu angklung dibalut dentuman drum dan lengkingan gitar elektrik, menyuguhkan harmoni nada tradisional berpadu modern.

Gemuruh suara tepuk tangan dan teriakan penonton mulai mereda saat Daeng Udjo mengajak penonton berinteraksi dengan ratusan angklung yang dibagikan. Menggunakan panduan tangan kanan dan kirinya, Daeng Udjo mengajak warga Qingdao mengalunkan tangga nada lagu dengan goyangan angklung.

Meski terkadang ragu dan salah membunyikan angklung, perlahan tetapi pasti harmoni nada tercipta, membentuk tembang ”Nyiur Hijau” dan ”Silent Night”. ”Mencipta” lagu secara bersamaan dengan ribuan orang yang tidak kita kenal menjadi pengalaman luar biasa bagi warga Qingdao kala itu.

”Alat musiknya bagus dan menghasilkan musik indah. Pertunjukan ini luar biasa,” tutur Christine, warga Qingdao yang hadir pada pentas itu.

Rangkaian pertunjukan tari, lagu, modeling, dan pentas angklung malam itu merupakan bagian dari kegiatan Promosi Perdagangan, Pariwisata, dan Industri Indonesia-China 2011 di Qingdao.

Paguyuban pencinta seni dan budaya Cinta Nusantara (Citra) mengusung para artis dari Jakarta dan Bandung. Malam itu, mereka diundang Kedutaan Besar Republik Indonesia di China untuk membantu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia.

”Indonesia-China sudah bekerja sama sejak tahun 1955. Melalui pentas seni budaya ini, kami berharap hubungan kedua negara terus terjaga dengan baik. Indonesia harus mau belajar dari China, di mana dahulu negara kita pernah dalam posisi yang sama. Namun, kini, China jauh lebih maju dibandingkan dengan Indonesia,” kata pendiri Citra, Agum Gumelar.

Duta Besar Indonesia untuk China Imron Cotan menuturkan, tujuan promosi budaya itu adalah mendongkrak kunjungan wisatawan China ke Indonesia menjadi 1 juta orang pada tahun 2013.
”Saat ini, kunjungan wisatawan China ke Indonesia 400.000-500.000 orang setahun,” ujar Imron.
Target kunjungan 1 juta orang, menurut dia, cukup masuk akal mengingat tahun 2011 saja jumlah wisatawan China yang berpesiar ke luar negeri sebanyak 60 juta orang. Tahun sebelumnya, jumlah warga China yang berkunjung ke luar negeri mencapai 47 juta orang.

Ya, semoga saja alunan deras ”Bengawan Solo” benar-benar mampu menghanyutkan orang China untuk menghabiskan waktunya di Indonesia. (DAHLIA IRAWATI)

Sumber : Kompas Cetak

0 komentar:

Copyright © 2012 HyeSoosSong | Another Theme | Designed by Johanes DJ