Phobos-Grunt
JAKARTA- Satelit milik Rusia, Phobos-Grunt, yang diluncurkan 9 November 2011 lalu namun gagal melaksanakan misinya akan jatuh pada awal tahun 2012.
Astronom Ma'rufin Sudibyo, Rabu (28/12/2011), mengatakan, satelit Russia-China yang gagal pergi ke Mars karena macet di orbit Bumi itu, bakal jatuh kembali ke Bumi dalam 12 Januari 2012 +/- 5,5 hari. "Dan kita di Indonesia ada di proyeksi lintasan satelit tersebut selama periode itu," kata Ma'rufin.
Meski demikian, hal tersebut tak lantas membuat satelit itu berpotensi besar jatuh di Indonesia. Ma'rufin menjelaskan, potensi jatuhnya Phobos-Grunt di daratan kecil.
"Probabilitas jatuh di daratan secara global sebenarnya cukup kecil, mungkin 1 : 1000 atau lebih. Bagi daratan Indonesia juga masih cukup kecil," jelas Ma'rufin dalam posting di akun Facebook-nya.
Walau potensi jatuhnya kecil, Ma'rufin mengajak masyarakat untuk waspada, dalam arti terus memantau pergerakan satelit rusak itu. Pergerakan Phobos-Grunt biusa diikuti di lewat situs Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) http://foss.dirgantara-lapan.or.id/orbit/.
Ma'rufin menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat jika satelit rusak ini nanti memang jatuh di Indonesia. Pertama, jangan menyentuh puing satelit ataupun benda yang dikenainya. Kedua, jika rumah menjadi korban, maka cek kerusakan dan segera laporkan ke Lapan agar bisa ditindaklanjuti. Lapan bisa melaporkan ke agen antariksa Rusia Roscosmos agar bisa mendapatkan ganti rugi.
Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, Thomas Djamaluddin mengatkan bahwa saat ini ketinggian Phobos- Grunt adalah 189 x 250 km. Artinya, jarak terdekatnya adalah 189 km sementara jarak terjauhnya 250 km. Dalam ketinggian tersebut, belum ada yang mampu memprediksikan secara pasti lokasi dan waktu jatuhnya satelit. Jadi, tetap waspada, namun jangan termakan hoax.
Phobos-Grunt direncanakan sampai di Phobos tahun 2012 dan kembali ke Bumi tahun 2014. Wahana antariksa ini akan melakukan pengambilan sampel tanah dan batuan serta membawa sampel bakteri, tumbuhan dan hewan tak bertulang belakang. hobos adalah misi berbiaya Rp 1,5 trilliun yang sayangnya harus gagal.
Source : Kompas
0 komentar: