Ilustrasi
SHANGHAI- Gelombang bantal yang bertuliskan nama bos dan guru memenuhi udara saat ratusan orang China berkumpul di Shanghai untuk mengumbar stres mereka. Mereka melakukannya dengan melancarkan "perang" bantal besar-besaran.
Acara tahunan itu sudah digelar untuk kelimanya dan mendapatkan minat yang sangat besar dari para pekerja muda kantoran dan mahasiswa. Penyelenggara pun mengadakan dua kali acara "perang bantal" pada tahun ini, yaitu sebelum Hari Natal dan pada 30 Desember 2011 mendatang.
"Sekarang ada banyak pekerja kantoran dan mahasiswa yang menghadapi tekanan sangat berat di tempat kerja dan sekolah. Jadi kami berharap bisa memberi mereka penyaluran untuk meringankan tekanan mereka sebelum akhir tahun," kata Eleven Wang, pendiri dan otak di balik acara "perang bantal".
"Kadang kala, kita menghadapi tekanan dari bos, guru, dan ujian kita. Jadi, hari ini kita jadi 'gila'. Setiap orang ingin menulis di bantal nama mata pelajaran ujian, guru, dan bos mereka, dan menikmati serta menyalurkan stres mereka sampai sepuasnya," tambah Wang, seperti dikutip Antara dari Reuters, Selasa (27/12/2011).
Menurut Wang, setelah menyalurkan stres, maka orang-orang itu dapat kembali menghadapi kehidupannya sehari-hari dengan nikmat.
Bantalnya sendiri dibagikan di pintu saat peserta memasuki ruangan. Lalu, emosi merekaakan disulut dengan konser musik rock, dan banyak orang di ruangan itu akan bergoyang dan mengayunkan bantal mereka mengikuti irama musik.
Lalu, saatnya "pertempuran"! Bantal memenuhi udara, dan banyak "petempur" memilih untuk melemparkan dan bukan menggunakan bantal mereka untuk menggebuk lawan. Beberapa peserta yang tak beruntung menerima pukulan bantal bertubi-tubi di kepala mereka, tetapi kebanyakan peserta malah dengan suka-rela terjun ke dalam "kekacauan".
"Saya benar-benar menikmati perkelahian tersebut, tapi teman saya tidak. Dia cuma bergabung sebentar saja dan tak bisa melanjutkan. Ia takut dipukuli oleh orang lain," kata Chen Yi (24 tahun).
"Saya kira itu sangat bermanfaat. Saya bekerja terlalu banyak (di kantor saya) dan tak pernah beristirahat," lanjutnya.
SHANGHAI- Gelombang bantal yang bertuliskan nama bos dan guru memenuhi udara saat ratusan orang China berkumpul di Shanghai untuk mengumbar stres mereka. Mereka melakukannya dengan melancarkan "perang" bantal besar-besaran.
Acara tahunan itu sudah digelar untuk kelimanya dan mendapatkan minat yang sangat besar dari para pekerja muda kantoran dan mahasiswa. Penyelenggara pun mengadakan dua kali acara "perang bantal" pada tahun ini, yaitu sebelum Hari Natal dan pada 30 Desember 2011 mendatang.
"Sekarang ada banyak pekerja kantoran dan mahasiswa yang menghadapi tekanan sangat berat di tempat kerja dan sekolah. Jadi kami berharap bisa memberi mereka penyaluran untuk meringankan tekanan mereka sebelum akhir tahun," kata Eleven Wang, pendiri dan otak di balik acara "perang bantal".
"Kadang kala, kita menghadapi tekanan dari bos, guru, dan ujian kita. Jadi, hari ini kita jadi 'gila'. Setiap orang ingin menulis di bantal nama mata pelajaran ujian, guru, dan bos mereka, dan menikmati serta menyalurkan stres mereka sampai sepuasnya," tambah Wang, seperti dikutip Antara dari Reuters, Selasa (27/12/2011).
Menurut Wang, setelah menyalurkan stres, maka orang-orang itu dapat kembali menghadapi kehidupannya sehari-hari dengan nikmat.
Bantalnya sendiri dibagikan di pintu saat peserta memasuki ruangan. Lalu, emosi merekaakan disulut dengan konser musik rock, dan banyak orang di ruangan itu akan bergoyang dan mengayunkan bantal mereka mengikuti irama musik.
Lalu, saatnya "pertempuran"! Bantal memenuhi udara, dan banyak "petempur" memilih untuk melemparkan dan bukan menggunakan bantal mereka untuk menggebuk lawan. Beberapa peserta yang tak beruntung menerima pukulan bantal bertubi-tubi di kepala mereka, tetapi kebanyakan peserta malah dengan suka-rela terjun ke dalam "kekacauan".
"Saya benar-benar menikmati perkelahian tersebut, tapi teman saya tidak. Dia cuma bergabung sebentar saja dan tak bisa melanjutkan. Ia takut dipukuli oleh orang lain," kata Chen Yi (24 tahun).
"Saya kira itu sangat bermanfaat. Saya bekerja terlalu banyak (di kantor saya) dan tak pernah beristirahat," lanjutnya.
Sumber :ANT
Via : Kompas
0 komentar: