Amerika Serikat melalui "United States Agency for
International Development" (USAID) meluncurkan program "High Five" atau
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih di Surabaya.
"Untuk Surabaya, program itu dilaksanakan di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, dan Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan," kata Ratih Astati Dewi dari Yayasan ’Cipta Cara Padu’ Indonesia di sela-sela peluncuran itu, Kamis.
Peluncuran program di Balai Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, Surabaya itu dihadiri Humas Konsulat Jenderal AS Emily Yasmin Norris, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH, dan perwakilan USAID, Roma Manurung.
Menurut dia, program STBM yang akan berlangsung selama tiga tahun dan dilaksanakan di tiga kota (Surabaya, Makassar, Medan) itu tidak berorientasi pada program fisik (sarana dan prasarana), melainkan perubahan perilaku masyarakat.
"Program itu dilaksanakan, karena hasil survei kesehatan terakhir di Indonesia pada tahun 2007 mencatat angka kematian balita di Indonesia mencapai 44 per 1.000 kelahiran hidup dengan diare menjadi penyebab utama," katanya.
Ia menilai perubahan perilaku itu merupakan hal yang sulit. "Karena itu, kami akan mendekati masyarakat melalui tokoh masyarakat dan budaya masyarakat, seperti sosialisasi program yang kami lakukan dengan ludruk atau cangkru’an," katanya.
Sementara itu, Humas Konsulat Jenderal AS Emily Yasmin Norris menegaskan bahwa program "High Five" yang merupakan bagian dari Kemitraan Komprehensif Indonesia-Amerika itu bertujuan untuk mengurangi kematian dan kesakitan akibat air yang tidak bersih dan tidak layak diminum.
"Pemerintah AS memberikan hibah selama tiga tahun melalui LSM lokal untuk merancang program yang dapat meningkatkan akses masyarakat kota terhadap air bersih dan sanitasi," katanya.
Hal senada diungkap oleh perwakilan USAID, Roma Manurung. "STBM itu ada lima pilar (high five) yakni stop buang air besar sembarangan, cuci tangan, olah air minum rumah tangga, olah sampah, dan olah limbah rumah tangga," katanya.
Tentang lokasi di perkotaan, ia menyebutkan lima pilar dalam STBM itu masih menjadi masalah di perkotaan, karena 28 persen penduduk kota di Indonesia masih membuang air besar sembarangan.
"Ke depan, kami berharap program High Five itu akan berdampak bagi 48.000 warga kota di Surabaya, Makassar, dan Medan," katanya.
Menanggapi program itu, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH menyambut baik dukungan USAID, karena program itu selaras dengan program Pemkot Surabaya.
"Saya senang dengan kerja sama ini, karena ciri orang cerdas itu memang mau bekerja sama dan meminimalkan perbedaan, bukan justru menciptakan gesekan di tengah perbedaan yang ada, apalagi program dirancang dari tingkat bawah," katanya. (abd)
Source : sehatnews
"Untuk Surabaya, program itu dilaksanakan di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, dan Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan," kata Ratih Astati Dewi dari Yayasan ’Cipta Cara Padu’ Indonesia di sela-sela peluncuran itu, Kamis.
Peluncuran program di Balai Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, Surabaya itu dihadiri Humas Konsulat Jenderal AS Emily Yasmin Norris, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH, dan perwakilan USAID, Roma Manurung.
Menurut dia, program STBM yang akan berlangsung selama tiga tahun dan dilaksanakan di tiga kota (Surabaya, Makassar, Medan) itu tidak berorientasi pada program fisik (sarana dan prasarana), melainkan perubahan perilaku masyarakat.
"Program itu dilaksanakan, karena hasil survei kesehatan terakhir di Indonesia pada tahun 2007 mencatat angka kematian balita di Indonesia mencapai 44 per 1.000 kelahiran hidup dengan diare menjadi penyebab utama," katanya.
Ia menilai perubahan perilaku itu merupakan hal yang sulit. "Karena itu, kami akan mendekati masyarakat melalui tokoh masyarakat dan budaya masyarakat, seperti sosialisasi program yang kami lakukan dengan ludruk atau cangkru’an," katanya.
Sementara itu, Humas Konsulat Jenderal AS Emily Yasmin Norris menegaskan bahwa program "High Five" yang merupakan bagian dari Kemitraan Komprehensif Indonesia-Amerika itu bertujuan untuk mengurangi kematian dan kesakitan akibat air yang tidak bersih dan tidak layak diminum.
"Pemerintah AS memberikan hibah selama tiga tahun melalui LSM lokal untuk merancang program yang dapat meningkatkan akses masyarakat kota terhadap air bersih dan sanitasi," katanya.
Hal senada diungkap oleh perwakilan USAID, Roma Manurung. "STBM itu ada lima pilar (high five) yakni stop buang air besar sembarangan, cuci tangan, olah air minum rumah tangga, olah sampah, dan olah limbah rumah tangga," katanya.
Tentang lokasi di perkotaan, ia menyebutkan lima pilar dalam STBM itu masih menjadi masalah di perkotaan, karena 28 persen penduduk kota di Indonesia masih membuang air besar sembarangan.
"Ke depan, kami berharap program High Five itu akan berdampak bagi 48.000 warga kota di Surabaya, Makassar, dan Medan," katanya.
Menanggapi program itu, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH menyambut baik dukungan USAID, karena program itu selaras dengan program Pemkot Surabaya.
"Saya senang dengan kerja sama ini, karena ciri orang cerdas itu memang mau bekerja sama dan meminimalkan perbedaan, bukan justru menciptakan gesekan di tengah perbedaan yang ada, apalagi program dirancang dari tingkat bawah," katanya. (abd)
Source : sehatnews
0 komentar: