Kebiasaan
menyingkat-nyingkat kata demi efisiensi ketika mengirim pesan singkat
melalui ponsel bisa menyesatkan karena memperburuk tata bahasa. Pada
anak remaja, pengaruh tersebut lebih buruk lagi karena mereka termasuk
kelompok yang paling intens menggunakan ponsel.
Buruknya tata bahasa seseorang yang lebih sering berkomunikasi melalui pesan singkat seperti SMS atau BBM terjadi karena mereka kerap menghapus huruf atau kata yang tidak penting, mengubah frase menjadi inisial, menyingkat kata, serta malas menggunakan titik atau koma.
Pengaruh komunikasi di ponsel pada tata bahasa remaja tersebut diteliti oleh para peneliti dari Northwestern University dan Penn State.
"Mereka mungkin menggunakan homofon, seperti gr8 untuk great (besar), atau inisial seperti LOL yang berarti tertawa keras-keras. Contoh lainnya adalah ejaan kata 'would' yang diubah menjadi wud," kata Drew Cingel, seorang kandidat doktor di Northwestern University.
Dalam kajiannya, peneliti menguji kemampuan tata bahasa siswa kelas sembilan. Lalu, peneliti meminta siswa untuk mengisi kuesioner survei tentang praktik mereka dalam melakukan SMS, seperti berapa banyak mereka mengirim dan menerima SMS serta pendapat mereka tentang SMS.
Hasil analisis menunjukkan bahwa anak-anak yang cenderung menggunakan banyak adaptasi (mengubah frase atau kata-kata saat SMS) memiliki kemampuan tata bahasa yang buruk ketimbang rekan-rekan mereka.
Sebagai contoh, Cingel mengaku pernah mengalami sendiri dalam kehidupannya bagaimana efek SMS dapat memengaruhi kemampuan bahasa anak remaja.
"Saya menerima pesan teks (SMS) dari dua keponakan saya yang masih muda, dan saya tidak bisa mengerti isi dari pesan itu sehingga saya harus menelepon mereka dan bertanya kepada mereka, 'apa yang sebenarnya ingin kamu beri tahukan kepada saya'," kata Cingel.
S Shyam Sundar, peneliti studi di Penn State Media Effects Research Laboratory, mengatakan, keinginan untuk menulis SMS seperti orang lain, ditambah ketidakmampuan untuk beralih kembali ke aturan tata bahasa yang benar, akan menghambat keterampilan dan tata bahasa anak remaja.
"Jika Anda mengirimkan banyak pesan singkat ke anak Anda dengan adaptasi kata, maka ia mungkin akan menirunya. Adaptasi ini dapat memengaruhi kemampuan bahasa mereka, yang penting bagi perkembangan bahasa dan kemampuan tata bahasa," ujar Sundar.
Barangkali itu sebabnya banyak siswa kita tak lulus ujian Bahasa Indonesia di ujian nasional yang lalu.
Buruknya tata bahasa seseorang yang lebih sering berkomunikasi melalui pesan singkat seperti SMS atau BBM terjadi karena mereka kerap menghapus huruf atau kata yang tidak penting, mengubah frase menjadi inisial, menyingkat kata, serta malas menggunakan titik atau koma.
Pengaruh komunikasi di ponsel pada tata bahasa remaja tersebut diteliti oleh para peneliti dari Northwestern University dan Penn State.
"Mereka mungkin menggunakan homofon, seperti gr8 untuk great (besar), atau inisial seperti LOL yang berarti tertawa keras-keras. Contoh lainnya adalah ejaan kata 'would' yang diubah menjadi wud," kata Drew Cingel, seorang kandidat doktor di Northwestern University.
Dalam kajiannya, peneliti menguji kemampuan tata bahasa siswa kelas sembilan. Lalu, peneliti meminta siswa untuk mengisi kuesioner survei tentang praktik mereka dalam melakukan SMS, seperti berapa banyak mereka mengirim dan menerima SMS serta pendapat mereka tentang SMS.
Hasil analisis menunjukkan bahwa anak-anak yang cenderung menggunakan banyak adaptasi (mengubah frase atau kata-kata saat SMS) memiliki kemampuan tata bahasa yang buruk ketimbang rekan-rekan mereka.
Sebagai contoh, Cingel mengaku pernah mengalami sendiri dalam kehidupannya bagaimana efek SMS dapat memengaruhi kemampuan bahasa anak remaja.
"Saya menerima pesan teks (SMS) dari dua keponakan saya yang masih muda, dan saya tidak bisa mengerti isi dari pesan itu sehingga saya harus menelepon mereka dan bertanya kepada mereka, 'apa yang sebenarnya ingin kamu beri tahukan kepada saya'," kata Cingel.
S Shyam Sundar, peneliti studi di Penn State Media Effects Research Laboratory, mengatakan, keinginan untuk menulis SMS seperti orang lain, ditambah ketidakmampuan untuk beralih kembali ke aturan tata bahasa yang benar, akan menghambat keterampilan dan tata bahasa anak remaja.
"Jika Anda mengirimkan banyak pesan singkat ke anak Anda dengan adaptasi kata, maka ia mungkin akan menirunya. Adaptasi ini dapat memengaruhi kemampuan bahasa mereka, yang penting bagi perkembangan bahasa dan kemampuan tata bahasa," ujar Sundar.
Barangkali itu sebabnya banyak siswa kita tak lulus ujian Bahasa Indonesia di ujian nasional yang lalu.
0 komentar: